BANYUWANGI - Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Singojuruh menunjukkan respon cepat dalam menangani kasus sosial yang menimpa warganya. Menyusul tragedi tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, TKSK bersama Pemerintah Desa Singojuruh segera melakukan asesmen dan memberikan pendampingan kepada keluarga korban.

Korban atas nama Novan Hardiansyah (13), warga Dusun Kunir, Desa Singojuruh, dinyatakan meninggal dunia setelah delapan hari dalam pencarian tim SAR. Jenazah Novan ditemukan di perairan Bali dan tiba di rumah duka pada Kamis (10/7/2025) malam, lalu dimakamkan pada Jumat (11/7/2025) pagi di pemakaman umum setempat.

TKSK Singojuruh bergerak cepat setelah menerima laporan dari masyarakat terkait insiden tersebut. Bersama Pemerintah Desa, mereka melakukan asesmen terhadap kondisi sosial dan psikologis keluarga korban.

“Begitu mendapat informasi, kami langsung turun ke lapangan bersama pihak desa untuk mendata dan memastikan kondisi keluarga korban mendapat perhatian,” ujar perwakilan TKSK Singojuruh dalam laporannya.

Berdasarkan hasil asesmen, Novan merupakan anak pertama dari Ibu Kasiatun. Ia dan adik kandungnya, Nauwal Hawa Nur Hafizah, tengah dalam perjalanan menuju Bali untuk berlibur ke rumah sang ayah. Namun naas, keduanya menjadi korban dalam tragedi tenggelamnya kapal penyeberangan tersebut. Hingga kini, adik Novan masih dinyatakan hilang dan belum ditemukan.

Kehadiran TKSK dan Pendamping Sosial Masyarakat (PSM) Desa Singojuruh di tengah duka keluarga menjadi bentuk nyata kehadiran negara melalui jalur sosial kemasyarakatan. Tak hanya melakukan pendataan, mereka juga memberikan dukungan moral bagi keluarga korban yang tengah mengalami trauma mendalam.

Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali menjadi pukulan berat bagi banyak keluarga. Namun, keterlibatan cepat dari TKSK di tingkat kecamatan menjadi bagian penting dari sistem respon sosial yang selama ini bekerja secara senyap namun sigap.(ber/qal)