
TKSK Kraksaan Asesmen Awal Calon Penerima Program Kewirausahaan
- 19 Februari 2025
- 87 Like
- Dinsos Jatim
KABUPATEN PROBOLINGGO – Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kraksaan melakukan asesmen awal bagi calon penerima Program Kewirausahaan yang masuk kategori masyarakat miskin ekstrim, Senin (17/02/2025).
Sebelumnya TKSK Kraksaan, Maidi menerima by name by address (BNBA) calon penerima program Kewirausahaan dari Pekerja Sosial (Peksos) Muda Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Probolinggo, Mukmina, Selasa (04/2/2025).
“Saya mendapatkan data calon penerima sesuai hasil musyawarah desa dan musyawarah kecamatan, Jadi saya minta tolong kepada TKSK Kraksaan untuk di cek, apakah ada yang mempunyai embrio usaha” pesan Mukmina pada Maidi.
Menindaklanjuti perintah tersebut, Maidi langsung mentracking daftar nama yang masuk kategori miskin ekstrim sebelum melakukan verifikasi dan validasi lapangan. Tentunya untuk penyesuaian data yang diterima.
“Saya tracking by data terlebih dahulu, lalu saya sandingkan dan lakukan final checking di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) melalui Aplikasi SIKS-NG untuk mengetahui bansos apa saja yang mereka dapat dari Kementerian Sosial” ungkap Maidi.
Verifikasi dan validasi lapangan dilakukan untuk mengetahui usaha apa yang dimiliki oleh calon penerima. Sehingga nantinya bisa dilakukan pemberdayaan kepada masyarakat guna meningkatkan usaha dan taraf hidup. Sehingga bisa keluar dari kategori masyarakat miskin ekstrim.
Disampaikan sebelumnya, jumlah miskin ekstrim yang ada di Kecamatan Kraksaan berjumlah 12 orang yang tersebar di dua desa. Yakni Desa Asembagus sebanyak tujuh orang dan Desa Kalibuntu enam orang. Dari jumlah tersebut yang memenuhi syarat penerima hanya empat orang. Tiga orang dari Desa Asembagus dan satu orang dari Desa Kalibuntu Kecamatan Kraksaan.
Setelah menentukan empat masyarakat miskin ekstrim yang memenuhi syarat, Maidi berkoordinasi dengan salah satu perangkat desa setempat.
Hasil koordinasi dengan perangkat desa, dari empat orang yang memenuhi syarat hanya dua orang yang memiliki embrio usaha. Mereka berasal dari Desa Asembagus Kecamatan Kraksaan. Diantaranya MY (26) dan MR (54).
Tak butuh waktu lama, Maidi menuju ke lokasi dimana calon penerima di menjalankan usahanya. Tak disangka, setelah bertemu, calon penerima MY merupakan penyandang disabilitas sejak lahir. Namun dia tetap berjuang untuk tetap hidup.
Saat dilokasi, Maidi segera melakukan asesmen terhadap MY yang mempunyai usaha sebagai penjual makanan ringan di salah satu SDN sekitar Desa Asembagus. My tinggal hanya berdua pasca orang tuanya meninggal dunia.
Kebutan yang diusulkan oleh MY diantaranya kompor portable, kompor rinnai turbo, wajan besar, serok besar, presto, termos besar maspion, blender merk miyako, satu set prasmanan stenlis, kipas duduk untuk memanggang sate usus.
Berbeda dengan MR. Dia memiliki usaha pengisi korek gas keliling. Di samping itu dia menjadi salah satu operator sarwah di dua dusun Desa Asembagus. Diluar dari usaha yang sudah dijalankan, MR memiliki impian merubah becak gowesnya menjadi becak motor (Bentor). Selain itu, untuk menunjang usahanya alat alat yang dibutuhkan yakni gas lubinhot, batu korek.
Perlu diketahui, MR merupakan pendatang di Desa Asembagus dan berasal dari Desa Widoro Kecamatan Krejengan. Dia menjadi warga Asembagus karena dia tinggal di pesantren dan akhirnya dia diberikan sebuah kamar untuk ditempatinya dari dulu hingga sekarang.
Setelah dilakukan asesmen, Maidi segera membuat Rencana Anggaran Belanja (RAB) untuk dua orang penerima bantuan. Lalu dari hasil asesmen itu akan dilaporkan ke Bidang Pemberdayaan Sosial (Dayasos) Dinsos Kabupaten Probolinggo.
“Hasil asesmen ini akan kami buatkan RAB untuk embrio usahanya dan sekaligus akan kami laporkan ke Dinsos Bidang Pemberdayaan Sosial,” pungkasnya.(met/qal)