
Ratusan KPM PKH Lulus dari Program, Mensos Dorong Pemberdayaan Berkelanjutan
- 02 Mei 2025
- 3 Like
- Dinsos Jatim
MALANG - Kementerian Sosial (Kemensos) RI meluluskan 500 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Program Keluarga Harapan (PKH) dalam sebuah seremoni di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, Malang, Jumat (2/5/2025). Dalam acara tersebut, 12 pendamping PKH terbaik di Jawa Timur turut menerima apresiasi atas dedikasi dan kinerja mereka.
Didampingi oleh Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Dirjen Pemberdayaan Sosial Mira Riyati Kurniasih, dan Sekjen Kemensos Robben Rico, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau yang akrab disapa Gus Ipul, menyampaikan bahwa ini merupakan kali pertama upacara graduasi dilaksanakan di lingkungan kampus. “Para KPM ini telah melewati berbagai tantangan dalam kehidupan. Mereka telah menyelesaikan ‘sekolah kehidupan’ dengan baik,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kesuksesan para KPM bukan hanya kebanggaan pribadi, tetapi juga kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. Gus Ipul menekankan bahwa bantuan sosial bersifat sementara, dan pemberdayaan harus menjadi tujuan utama. “Kita ingin para KPM naik kelas, bukan terus bergantung pada bansos. Bantuan hanya alat, bukan tujuan,” jelasnya.
Ke depan, Kemensos berencana mengevaluasi status KPM setiap lima tahun, untuk memastikan hanya mereka yang benar-benar membutuhkan yang terus menerima bansos. Pengecualian diberikan bagi lansia dan penyandang disabilitas. Dalam konteks pemerintahan saat ini, pendekatan pengentasan kemiskinan akan difokuskan pada penguatan pemberdayaan sosial dan ekonomi.
“Setelah graduasi, bukan berarti mereka tidak mendapat dukungan lagi. Justru mereka berpeluang mengikuti program pemberdayaan yang lebih besar, baik dari kementerian lain maupun pemerintah daerah,” kata Gus Ipul. Ia juga menyebutkan peluang kerja sama dengan Kementerian UMKM, koperasi, serta program pemberdayaan desa.
Rektor Universitas Brawijaya, Prof Widodo, menyambut baik pelaksanaan acara di kampusnya. Ia menilai kegiatan ini sejalan dengan misi perguruan tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat. Ia juga membuka peluang beasiswa bagi anak-anak KPM yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi. “Kami siap bersinergi untuk membantu menyelesaikan persoalan sosial,” ujarnya.
Acara tersebut juga menjadi momen penganugerahan bagi para pendamping PKH terbaik, antara lain Ririn Ekasari, Yusi Ika Wardani, Eni Ismiati, dan Nasianto. Nasianto mengungkapkan kebanggaannya karena KPM yang ia dampingi mampu mandiri dan lulus dari program. “Ini bukan hanya keberhasilan mereka, tapi juga kebahagiaan kami sebagai pendamping,” ujarnya.
Salah satu KPM yang berhasil lulus, Siti Halimatusa’diyah dari Probolinggo, menceritakan bahwa selama dua tahun ia menerima bantuan PKH sambil mengembangkan usaha kue. Kini, usahanya menghasilkan pendapatan sekitar Rp 2,5 juta per bulan. Ia termotivasi untuk lebih maju dan berharap bisa memperluas bisnisnya. “Saya ingin punya karyawan sendiri,” tutupnya.(qal)