Tagana Kota Madiun Gelar Kerja Bakti di Mushala Bersejarah Kutho Miring

  • 05 Juli 2025
  • 38 Like
  • Dinsos Jatim

KOTA MADIUN – Sejumlah relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Kota Madiun menggelar aksi kerja bakti di Mushala Khozinatul Muna, Sabtu pagi (5/7/2025). Mushala yang terletak di Jalan Setinggil, Kelurahan Demangan, ini berada di kawasan yang dikenal masyarakat sebagai Kutho Miring, wilayah dengan nilai sejarah budaya yang kental.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program rutin Tagana Kota Madiun dalam rangka mendekatkan diri dengan masyarakat sekaligus menjaga kebersihan lingkungan tempat ibadah. Para relawan tampak membersihkan area mushala, mulai dari tempat wudu, toilet, hingga halaman dan pagar yang dipenuhi rumput liar.

Sebelum memulai kegiatan, Koordinator Tagana Kota Madiun, Koirul Aspanuri, memberikan arahan dan membagi tugas kepada anggotanya. Ia juga mengingatkan bahwa usai kegiatan kerja bakti, relawan akan kembali ditugaskan untuk membantu pengamanan dalam rangkaian acara Suran Agung 2025.

“Selain kegiatan pagi ini, mulai sore nanti kita juga diminta bantu pengamanan objek vital Suran Agung. Jadwal lengkapnya akan saya share di grup WhatsApp,” ujarnya.

Ketua Takmir Mushala Khozinatul Muna, H. Marlan, menyambut baik kegiatan sosial tersebut. Ia mengaku baru mengetahui adanya program kerja bakti dari Tagana Kota Madiun dan merasa sangat terbantu.

“Alhamdulillah, saya sangat berterima kasih. Baru kali ini saya melihat langsung kegiatan Tagana seperti ini. Semoga kegiatan ini terus berlanjut, karena manfaatnya sangat terasa oleh masyarakat,” tuturnya.

H. Marlan juga mengisahkan bahwa kawasan “Kutho Miring” menyimpan nilai sejarah penting. Ia menyebut wilayah tersebut dulunya merupakan pusat dari sebuah kerajaan kecil bernama Binaturoto pada masa Mataram, yang dipimpin oleh Patih Gringsing. Disebut “Kutho Miring” karena kontur tanahnya yang miring ke arah selatan.

“Di petilasan yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari mushala ini, hingga kini masih rutin digelar pertemuan para demang dari eks Karesidenan Madiun setiap ‘selapan dino’,” tambahnya.

Anggota Tagana, Handoko, menilai kegiatan ini tak hanya bermanfaat secara fisik, tapi juga mempererat hubungan sosial serta memperkaya wawasan budaya para relawan.

“Dengan menyasar lokasi-lokasi bersejarah, kami tidak hanya bersih-bersih, tapi juga belajar budaya, memahami nilai-nilai tradisi, dan makin dekat dengan masyarakat,” pungkasnya.(hans/qal)

Share the post