SURABAYA - Karang Taruna RW 03 Ketintang, Kecamatan Gayungan, Surabaya menjadi pelopor gerakan pendidikan berbasis masyarakat di Surabaya melalui program Sinau Bareng Ngaji. Kegiatan ini merupakan bimbingan belajar gratis yang rutin dilaksanakan setiap malam Jumat di Balai RW 03 Ketintang, dan kini menjadi inspirasi gerakan serupa di berbagai wilayah kota.

Program yang diinisiasi oleh Unit Kerja Karang Taruna (UKKT) RW 03 ini telah berjalan sejak sembilan tahun lalu. Awalnya sebagai inisiatif lokal, kini gerakan tersebut diadopsi Pemerintah Kota Surabaya menjadi bagian dari program Sinau Ngaji Bareng, yang tersebar di balai-balai RW se-Kota Surabaya.

“Dulu mereka datang sebagai murid, kini banyak yang kembali sebagai pengajar. Ini bukti nyata regenerasi yang sehat,” ujar Ketua UKKT RW 03 Ketintang Hafidz Ainur Ramadhan, Senin (7/7/2025). Ia menambahkan bahwa kegiatan ini telah menjadi program rutin yang konsisten memberikan ruang bagi anak-anak maupun pemuda Karang Taruna untuk berkreasi dan berinovasi.

Selain pembelajaran akademik, program ini juga menanamkan pendidikan karakter dan nilai-nilai keislaman dalam suasana belajar yang santai, menyenangkan, dan penuh kebersamaan. Peserta didik terdiri dari anak-anak dan remaja di lingkungan RW 03 dan sekitarnya.

Istimewanya, program ini merupakan kolaborasi luas lintas elemen masyarakat. Dukungan datang dari berbagai pihak seperti Camat, Lurah, PKK, Duta Genre, PIK-R, Kader Surabaya Hebat (KSH), serta para relawan mahasiswa dan guru.

Sementara itu, Ketua Bidang Medsos dan IT Pengurus Karang Taruna Provinsi (PKTP) Jawa Timur, Muhammad Ma’mun Murod, menyebut gerakan ini sebagai wujud nyata semangat Karang Taruna, Aditya Karya Mahatvayodha.

“Karang Taruna bukan hanya aktif di tingkat kota, tetapi juga memiliki kekuatan luar biasa di tingkat RT dan RW melalui UKKT. Mereka menjadi penggerak pendidikan, penanam nilai, dan pembentuk karakter generasi muda,” ujarnya.

Dengan semangat gotong royong dan pengabdian, Karang Taruna RW 03 Ketintang menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari komunitas kecil. Sinau Bareng Ngaji bukan sekadar program, melainkan gerakan bersama menuju masa depan yang lebih cerah.(mun/qal)