
Siswa SMA di Banyuwangi Diduga Alami Diskriminasi Usai Ikuti Kegiatan di Luar Sekolah
- 30 April 2025
- 79 Like
- Dinsos Jatim
BANYUWANGI — Seorang siswa kelas dua SMA inisial HT (17) diduga mengalami tindakan diskriminasi oleh oknum guru dan sebagian teman sekelasnya usai mengikuti kegiatan di luar sekolah selama masa liburan. Hal ini diungkapkan oleh orang tuanya saat melakukan konsultasi ke Shelter Pemerlu Atensi Sosial (PAS) Dinas Sosial (Dinsos) Banyuwangi, Rabu (30/4/2025) siang.
Menurut keterangan orang tua, HT sempat tidak masuk sekolah selama tiga hari karena melanjutkan kegiatan kasual di luar program sekolah. Ia telah menerima teguran dari pihak sekolah dan meminta maaf. Namun, usai kejadian itu, HT disebut kerap tidak diikutsertakan dalam kegiatan praktik pembelajaran, yang dinilai sebagai bentuk diskriminasi.
“Anak saya tidak mendapat haknya untuk mengikuti praktik, dan ini mengganggu proses belajarnya,” ujar NS, ibu dari HT.
Upaya mediasi sebenarnya telah dilakukan oleh pihak sekolah melalui bimbingan konseling (BP) dan kepala sekolah. Namun situasi pembelajaran yang nyaman belum sepenuhnya pulih.
Mendapat laporan tersebut, Pekerja Sosial dari Shelter PAS berkoordinasi dengan Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinsos Banyuwangi. Mereka menyarankan agar orang tua melakukan mediasi kembali dengan pihak sekolah. Namun, keluarga HT memilih menunggu perkembangan situasi dan menyatakan kesiapan untuk intervensi lebih lanjut jika kondisi belum kondusif.
Dalam penanganan awal kasus ini turut terlibat TKSK Glagah, Pendamping Rehabilitasi Sosial, dan Bidang PPA Dinsos Banyuwangi.
Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Kabid Linjamsos) Banyuwangi, Khoirul, mengapresiasi gerak cepat para petugas sosial di lapangan.
“Saya mengapresiasi langkah sigap teman-teman pekerja sosial dan TKSK Glagah dalam merespons aduan ini secara humanis dan terarah,” ujar Khoirul.
Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan hak anak dalam pendidikan serta peran aktif lembaga sosial dalam mendampingi korban diskriminasi di lingkungan sekolah.(ber/qal)