Pemuda Lidah Kulon Jadi Penggerak Sedekah Bumi Bernuansa Budaya

  • 28 Juli 2025
  • 26 Like
  • Dinsos Jatim

SURABAYA — Tradisi tahunan Sedekah Bumi kembali digelar warga Kelurahan Lidah Kulon, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Minggu (27/7/2025). Namun tahun ini, nuansa perayaan terasa berbeda saat generasi muda tampil dominan sebagai penggerak utama kegiatan adat tersebut.

Mengusung tema Berakar di Budaya, Bertumbuh pada Diri Pemuda, acara ini menjadi lebih dari sekadar bentuk syukur atas limpahan rezeki. Ia menjelma menjadi ajang regenerasi budaya, di mana pemuda mengambil peran aktif dalam pelestarian tradisi leluhur.

Ketua panitia, Galih Sena, menyebut lebih dari 50 persen panitia berasal dari kalangan muda. Ini menandai pergeseran positif dari dominasi para tetua ke partisipasi generasi baru.

“Biasanya yang meng-handle acara ini para sesepuh atau bapak-bapak. Tahun ini anak-anak muda justru mengambil peran utama. Ini pertanda bahwa budaya bukan sekadar dikenang, tapi diwarisi dengan semangat dan aksi nyata,” ujar Galih.

Rangkaian acara melibatkan 12 kelompok peserta dari dua RW yang membawa 24 gunungan hasil bumi, disusun secara rapi dan artistik. Gunungan ini menjadi simbol rasa syukur sekaligus perekat sosial masyarakat setempat. Tradisi ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan warga Lidah Kulon setiap bulan Suro sebagai bentuk ikhtiar spiritual dan sosial.

Apresiasi turut datang dari Karang Taruna Jawa Timur. Ketua Bidang Media Sosial dan IT, Muhammad Ma’mun Murod, menyampaikan bahwa kiprah pemuda Lidah Kulon mencerminkan sinergi ideal antara tradisi dan zaman.

“Pemuda itu harus cerdas dalam teknologi, tapi juga kokoh dalam identitas budaya. Sedekah Bumi Lidah Kulon membuktikan bahwa budaya dan pemuda bukan dua hal yang saling bertentangan, melainkan kekuatan besar jika disatukan,” ujar Ma’mun.

Menurutnya, Karang Taruna Jawa Timur akan terus mendorong gerakan serupa agar budaya lokal tidak hanya bertahan, tetapi mampu berinovasi bersama generasi digital.

Lebih dari sebuah tradisi, Sedekah Bumi di Lidah Kulon telah menjadi ruang intergenerasi untuk belajar nilai gotong royong, kebersamaan, spiritualitas, dan cinta tanah kelahiran. Di tangan pemuda, semangat budaya itu kembali menyala.(mun/qal)

Share the post