
Kemah Budaya Jamhore: Karang Taruna Buduran Cetak Pemimpin Muda Lewat Seni dan Tradisi
- 29 Juli 2025
- 24 Like
- Dinsos Jatim
SIDOARJO - Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, Karang Taruna Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, menyelenggarakan kegiatan bertajuk Jamhore Kebudayaan, sebuah kemah budaya yang menggabungkan edukasi, seni, dan permainan tradisional untuk anak-anak dari 15 desa se-Kecamatan Buduran.
Dengan mengusung tema Buduran Berkarya, Berdaya, dan Berperadaban, kegiatan ini menjadi ruang penguatan karakter sekaligus kaderisasi sejak dini bagi generasi muda. Sebanyak 121 peserta dari tingkat sekolah dasar turut ambil bagian, tidak hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pelaku utama dalam berbagai rangkaian acara yang disusun secara kreatif dan sarat nilai budaya.
Agenda Jamhpre, yang merupakan akronim dari Jam, Waktu dan Hore Sorak Gembira diisi dengan pertunjukan Ludruk Modern, penampilan seni khas desa masing-masing, dan lomba permainan tradisional. Puncak acara ditandai dengan atraksi koreografi bendera Merah Putih sepanjang 75 meter, simbol semangat persatuan dan kecintaan terhadap tanah air.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Buduran, Bagus Adiyanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya strategis untuk membangun kader Karang Taruna sejak dini melalui pendekatan yang menyenangkan dan membekas.
“Kami ingin anak-anak mengenang masa kecil mereka dengan penuh gembira, tetapi juga tumbuh sebagai kader yang sadar budaya, siap bergotong royong, dan mencintai tanah kelahiran,” ujar Bagus.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pemangku kepentingan. Hadir dalam acara tersebut Camat Buduran, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo.
Ketua Bidang Media Sosial dan IT Karang Taruna Provinsi Jawa Timur, Muhammad Ma’mun Murod, turut memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan Jamhore Kebudayaan. Menurutnya, kegiatan semacam ini bukan hanya menjadi sarana selebrasi, melainkan juga wahana pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.
“Kegiatan seperti Jamhore penting di tengah era digital yang seringkali menggerus ruang perjumpaan langsung. Ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan ruang tumbuhnya emosi kolektif, jiwa gotong royong, dan benih kepemimpinan masa depan,” ujar Ma’mun.
Selain menjadi sarana kaderisasi, Jamhore juga digunakan sebagai indikator keaktifan Karang Taruna desa. Tingkat partisipasi desa, kemampuan dalam mendelegasikan kader, serta pelaksanaan program menjadi tolok ukur pembinaan generasi muda yang efektif dan berkelanjutan.(mun/qal)